Jumat, 16 Oktober 2015 14:47:00

Pacaran Selalu Membuat Luka, Kenapa?

Oleh : Ayu Putri Tarmina
 
MENYESAL tak ada guna. Tentu saja, seandainya dulu tak tergoda dengan yang namanya “pacaran,” mungkin saya tak akan merasakan kekecewaan seperti dulu – sakit akibat ulah sendiri.
 
Saya Ayu, saat itu masih 19 tahun. Pertama kalinya aku terjerumus ‘pacaran’ adalah saat kuliah semester 3. Sewaktu SMP dan SMA belum pernah sekalipun ‘pacaran.’ Kalau naksir-naksir sih, tentu saja pernah – wajar karena masih normal.
 
Awalnya tak terlalu memikirkan punya pacar atau tidak. Cuma, karena masih terlalu bodoh mendengarkan omongan miring orang-orang; “kok belum punya pacar, sih? Jangan-jangan kamu lesbi ya? Berdua terus sama si Lingling?” Akhirnya, jatuh juga ke kubangan nista ‘pacaran’ yang jelas-jelas dilarang agama.
 
Kebetulan saat itu ada laki-laki yang naksir. Dasar lelaki pintar bermulut manis, saya pun terlena dan jatuh dengan bujuk rayunya. Karena punya tujuan tertentu, sudah pasti apapun caranya ia lakukan demi mendapatkan hatiku. Awalnya, ia mulai mencari tahu tentang saya lewat teman-teman terdekat. Sampai akhirnya kita berkenalan secara langsung dan mulai sering berkomunikasi.
 
Lelaki ini memang pandai memikat hati, tak butuh waktu lama sampai akhirnya saya benar-benar jatuh cinta padanya. Aku selalu ikut dengannya ketika dia mengajakku main keluar. Kebetulan saat kuliah saya nge-kost, jadi jauh dari perhatian orang tua.(Islampos)
Share
Berita Terkait
Komentar
Copyright © 2024 . All Rights Reserved.