• Home
  • Dumai
  • Dumai Goes to Smart City Sampai Dimana ?
Senin, 09 Oktober 2017 10:38:00

POJOK REDAKSI

Dumai Goes to Smart City Sampai Dimana ?

NET.
ILUSTRASI KONSEP SMART CITY.

PEMERINTAH Kota Dumai tengah mempersiapkan perubahan besar yaitu menggunakan konsep Smart city. Dalihnya, Pemerintah ingin memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. Prioritas apa yang akan digunakan nanti inilah yang sedang dijajaki dengan pihak Telkom Indonesia.

Pada dasarnya, smart City merupakan sebuah konsep kota cerdas yang dapat membantu masyarakat mengelola sumber daya dengan effisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat atau lembaga dalam melakukan kegiatannya atau pun mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya.

Smart city merupakan sebuah impian dari hampir semua Negara di dunia. Dengan Smart City, berbagai macam data dan informasi yang berada di setiap sudut kota dapat dikumpulkan melalui sensor yang terpasang di setiap sudut kota, dianalisis dengan aplikasi cerdas, selanjutnya disajikan sesuai dengan kebutuhan pengguna melalui aplikasi yang dapat diakses oleh berbagai jenis gadget. Melalui gadgetnya,secara interaktif pengguna juga dapat menjadi sumber data, mereka mengirim informasi ke pusat data untuk dikonsumsi oleh pengguna yang lain.

Untuk mewujudkan impian besar tersebut pemerintah pun menggelontorkan dana sebesar Rp2 miliar pada APBD TA 2017 untuk jaringan internet terpadu. Kendati dalam penganggaran berhembus angin tidak sedap terkait adanya dugaan unprosedural dalam mekanisme pengadaan barang dan jasa proyek besar itu.

"Dumai Goes To Smart City" sempat heboh beberapa waktu lalu saat pemerintah melakukan MoU dengan pihak Smart City Nusantara (SCN) Plasa Telkom Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. Rencananya pemerintah akan menerapkan Smart City Nusantara (SCN) ini untuk pelayanan perizinanan dan pajak, E-Tax, smart PJU, smart Government, infrastruktur, akses magosky untuk kelurahan/kecamatan, Puskesmas dan rumah sakit, pendidikan, e-pelaporan, dan Hi City. Dumai adalah kota pertama di Riau yang segera menerapkan Smart City ini.

Kendati tersiar kabar adanya dugaan mark up dan unprosedural dalam proses pengadaan barang dan jasa terhadap jaringan terpadu ini, namun pihak pemerintah melalui Kominfo mengklaim sudah mengurangi anggaran jaringan internet pada delapan OPD dan semua berada dibawah kendali jaringan kominfo dengan kecematan data 250 Mbps dan beban sebesar Rp167 juta rupiah perbulannya.

Di indonesia sudah ada beberapa kota besar yang sudah menerapkan konsep smart city diantaranya, DKI Jakarta, Bandung, Balikpapan, Makasar dan Surabaya.

Selayaknya, Smart city diharapkan dapat membantu solusi kendala perkotaan. Seperti adanya transparansi dan partisipasi publik, transportasi publik, transaksi non tunai, manajemen limbah, energi, keamanan, data dan informasi. Hal ini dapat didukung melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Lalu apakah bagaimana dengan Pemerintah Kota Dumai ? Kesiapan infrastruktur dan SDM yang bagaimana disiapkan untuk mewujudkan hal ini ?. Menurut inisiator Smart City dari ITB, Suhono S. Supangkat, Smart City tidak selalu untuk kota yang harus mempunyai akses internet yang memadai dan berbasis IT. Menurutnya, smart city adalah kota yang bisa mengelola Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya lainnya sehingga warganya bisa hidup nyaman aman dan berkelanjutan.

"IT bukan tujuan utama. Banyak kota yang membelanjakan IT tapi tidak mengelolanya dengan maksimal. Kota cerdas adalah kota yang paling cepat dan akurat memberikan solusi kepada warganya," imbuhnya.

Jika demikian, lalu kenapa pemerintah justru mengartikan Smart City dalam bentuk IT ? dan memandang kebutuhan jaringan internet merupakan salah satu hal penting dalam penerapat Smart city ? Apakah penggelontoran dana besar merupakan proyek akal-akalan untuk meraup keuntungan segolongan oknum tertentu ?

Redaksi memandang pemerintah harus lebih memahami konsep dasar dalam mewujudkan Smart city sehingga dana besar yang digelontorkan nantinya tidak sia-sia. Memahami konsep dasar tentunya mempersiapkan segala kebutuhan guna mewujudkan kota yang smart.

Pasokan air dan listrik terjamin, sanitasi dan pengelolaan limbah padat, mobilitas perkotaan yang efisien dan transportasi umum, konektivitas IT yang kuat, partisipasi e-goverment dan warga, keselamatan dan keamanan warga merupakan infrastruktur dasar yang harusnya dipersiapkan pemerintah sebelum melangkah jauh dan melakukan perencanaan yang berujung pada pemubaziran anggaran.

Berkaca dari Kota Bandung. Telah terdapat 5000 wifi disetiap ruang public, pelayanan public lewat jaringan sosial media seperti twitter, setiap dinas memiliki data digital, kartu parkir berbayar, smart goverment dengan mengupgread sistem di pemerintahan dari paper ke paperless dengan sistem informasi yang user frendly, Bandung membentuk punya kota pintar yang akan dinamai Bandung Technopolis seluas 400 hektar. Kota pintar di Gede Bage itu nantinya akan menjadi prototipe penerapan smart city di Indonesia.

Demikian halnya Kota Makasar. Jalan Layang di Pantai Losari Dari Belakang HGM (Hotel Golden Makassar) ke Depan Fort Rotterdam, Smart Hospital, menambahkan perangkat sensor pada pasien (location tracking devices) dan papan status yang ditempatkan diruang tunggu untuk melacak keberadaan pasien (electronic status board), Smart Parking Censor Platform, fitur mengisi bensin dan menambahkan fitur cuci kendaraan dan service, Balikpapan, Telkom juga berencana membangun pusat kreativitas digital (digital creative center), sebagai fasilitas berbasis teknologi canggih, dan 1.000 titik akses koneksi internet berbasis wireless melalui @wifi.id di berbagai lokasi di Balikpapan.

Semua pencapaian dua kota diatas tidak lepas dari kesiapan infrastruktur dan SDM yang mumpuni, sehingga Goes To Smart City" bukan hanya sekedar angan-angan. Alokasi Rp2 miliar yang sudah dirogoh dari kantong APBD Dumai harus diikuti dengan perencanaan yang matang dan tidak terlepas informasi dan transparansi yang diketahui publik. Karena peran dan dukungan publik menjadi syarat penting dalam mewujudkan smart city.

Dari uraian singkat diatas pemerintah harusnya mempersiapkan konsep smart city sesuai ruang dan wilayah kota Dumai, kemudian mempersiapkan infrastruktur dasar, dan menciptakan solusi cerdas terhadap langkah-langkah selanjutnya dalam pengembangan pelayanan serta fasilitas publik.

Jika tidak dengan persiapan yang matang, maka "Dumai Goes to Smart City" hanya akan menjadi isapan jempol. Bahkan aliran dana miliaran rupiah hanya akan "menguap", karena tidak adanya infrastruktur pendukung dalam mewujudkan fasilitas dan pelayanan yang smart. Serta akses, penanganan hingga pengamanan juga harus smart.***


Megi Alfajrin
Ketua Forum Pemred Pesisir

Share
Berita Terkait
  • 2 tahun lalu

    Libur Natal dan Tahun Baru, ASN Pemko Dumai Dilarang Keluar Kota

    Disampaikan Syaiful, bagi perjalanan masyarakat umum, harus memperhatikan protokol kesehatan. Disamping itu syarat agar bisa melakukan perjalanan baik darat,
  • 2 tahun lalu

    Catat !, Mudik Libur Nataru, Keluar Masuk Kota Dumai Wajib Vaksin Dosis II

    Selain mewajibkan vaksin, warga yang hendak melakukan mudik atau perjalanan keluar kota diharuskan mengantongi hasil tes Swab PCR dalam kurun waktu 24 jam.
  • 6 tahun lalu

    Firdaus Sambut Gembira Pekanbaru Lulus Assessment Smart City

    Seperti diketahui pada 5 Maret 2018 lalu ada 4 Kabupaten/Kota di Riau yang terpilih untuk mengikuti assessment Gerakan Menuju 100 Smart Cities di Jakarta yaitu Kota Pekanbaru, Kota
  • 6 tahun lalu

    Riski: H Gedang Berkali-kali Minta Duit Walikota Dumai

    Pasalnya, Awaluddin atau lebih akrab disapa H Gedang sempat berorasi saat menghadang petugas dari pemerintah, kepolisian dan Satpol PP untuk melakukan penertiban
  • Komentar
    Copyright © 2024 . All Rights Reserved.