Kamis, 10 September 2015 16:41:00
PT IBP Dumai Kembali "Berulah"
DUMAI- PT Inti Benua Perkasatama kembali membuat ulah, setelah sebelumnya dihebohkan atas tumpahan CPO dan tangki tumbang, serta deretan kasus kecelakaan kerja yang menewaskan pekerja kini lagi-lagi munculnya berbagai persoalan sosial lain seperti sulitnya mendapatkan peluang kerja bagi warga tempatan, serta kurangnya proaktif pihak perusahaan menyebabkan tersumbatnya komunikasi antara Perusahaan maupun masyarakat.
Begitu pula penambahan bangunan baru milik perusahaan yang dinilai mengabaikan keselamatan warga dekitar lokasi. Akibat adanya penambahan bangunan baru, sejumlah rumah milik warga terancam tidak akan bertahan lama akibat jarak antara rumah warga dengan bangunan milik PT IBP hanya berjarak sekitar 2 hingga 3 meter.
Ketua Rukun Tetangga (RT) 03 Kelurahan Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan, Syarifudin, mengatakan bahwa pihaknya pernah menyampaikan permasalahan tersebut kepada pihak perusahaan PT IBP. Namun, hingga saat ini permasalahan tersebut belum mendapatkan tanggapan serius dari pihak perusahaan.
Tidak hanya itu, berbagai permasalahan sosial lain juga sering menjadi keluhan warga seperti suara kebisingan mesin, dampak pulusi udara, serta kondisi lingkungan menjadi kumuh.
"Bagaimana mungkin masyarakat memiliki rasa aman dan nyaman, sementara bangunan-bangunan tinggi milik PT IBP langsung berdekatan dengan rumah warga. Apalagi suara kebisingan dan dampak polusi udara tidak bisa dihindari setiap saat," lanjutnya.
Ditambahkannya, seharusnya pihak perusahaan lebih proaktif dangan munculnya berbagai permasalahan sosial yang ada saat ini, sehingga berbagai permasalahan yang timbul dapat diselesaikan dengan baik. Selain itu, perusahaan juga memiliki kewajiban untuk menjamin rasa aman bagi warga sehingga pihak perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan lancar.
"Keberadaan industri raksasa seperti PT IBP semestinya membawa manfaat besar dan bukan malah membuat sengsara bagi masyarakat sekitar. Dekatnya bangunan baru yang didirikan oleh PT IBP terkesan adanya usaha mengusir warga secara perlahan-lahan," kesalnya.
Masih kata Sarifudin, pihaknya juga mengeluhkan tersumbatnya saluran air yang ada di lingkungan milik warga. Padahal, keberadaan saluran air tersebut sangat berfungsi apalagi saat musim hujan.
"Bagaimana airnya bisa mengalir sementara saluran air yang saat ini berada di lahan milik perusahaan ditutup dengan tembok. Akibatnya penutupan saluran air tersebut setiap hujan tiba, wilayah tersebut mengalami kebanjiran," pungkasnya.
Humas PT IBP Sarmin melalui sambungan telepon selulernya kepada wartawan mengaku tidak ada dampak dari adanya bangunan-bangunan baru yang berdekatan dengan pemukiman warga.
Diakuinya bahwa pihak perusahaan juga pernah memberikan bantuan berupa pembersihan drainase yang ada di lingkungan milik warga.
"Kami hanya mengamankan aset-aset perusahaan yang ada dan jarak antara bangunan PT IBP dengan rumah warga juga telah diatur. Kalaupun bangunan kami dianggap melanggar aturan yang ada, semua perusahaan industri yang ada di daerah ini juga melanggar," jelasnya.(red/dmz)