Kabid Alat Berat dan pembekalan (Alkal) kota Dumai, Riski Kurniawan kepada media mengungkapkan rasa terima kasih kepada sejumlah pihak diantaranya Kementrian PUPR, Walikota, DPRD Dumai, dan seluruh perangkat kerja pemerintah yang terlibat untuk hal ini.

Pada Konferkot tersebut sempat muncul lima nama pada pengusulan nama calon ketua, namun hanya tiga nama yang ditetapkan sebagai calon ketua yakni Bambang Hendriyanto, Bambang Prayetno dan Iwan Iswandi.

Menanggapi hal tersebut, Bujang, anggota DPRD dari Partai Amanat Nasional (PAN) kota Dumai mengaku sudah sering mendapat laporan dari masyarakat. Oleh karena itu dia meminta agar dinas perhubungan dan pihak perusahaan berkoordinasi untuk dapat memberhenti

Almarhum merupakan putra kelahiran Dumai, 12 Agustus 1974 anak dari Bapak H Soeparto dan Ibu Hj Katminah. Almarhum meninggalkan seorang istri, Dewi Tunjungsari Suharjo dan tiga orang anak yaitu Galuh Citra Larasati (13 Tahun), Gita Lintang Palupi (10 Tahu

Menurut H Paisal, banyak hal yang dipelajari dari almarhum selaku atasan di Pemko Dumai. Almarhum Eko Suharjo merupakan sosok yang baik dan supel dalam bergaul. Banyak kenangan tak terlupakan selama berinteraksi dengan almarhum.

Kabar duka tersebut tersebar luas keseluruh masyarakat Kota Dumai dalam sekejap. Demikian halnya ketua Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) kota Dumai, Amrizal merasa tidak percaya atas kabar yang diterimanya.

Ketua STMIK (Sekolah Tinggi Managemen Informatika dan Komputer) Kota Dumai, Ridarmin Makmur menyebutkan pasangan Paisal-Amris menjadi spirit baru untuk kemajuan dunia pendidikan di Kota Dumai. Mereka berdua memiliki komitmen tinggi dalam peningkatan Sumbe

Amris ingin hubungan yang baik dapat terus terjaga. Baik masyarakat maupun pemimpin kedepannya.

Dimulainya persidangan ini, juga menjawab informasi bohong beredar di tengah masyarakat yang menyebut bahwa kasus yang melibatkan wakil walikota Dumai non aktif itu dihentikan.

Ustadz Hasibuan pengurus masjid di Jaya Mukti menjelaskan bahwa mereka tidak ingin Paisal-Amris lupa diri setelah menjabat nantinya.

Ditambahkannya, dengan berpihak kepada paslon tertentu dia sudah mengorbankan harkat dan martabatnya.

Sejumlah tokoh serta pemerhati pembangunan dan pendidikan hingga generasi muda turut menyampaikan masukannya.

Ditambahkannya bahwa memang ada beasiswa. Namun hakekatnya itu adalah sekedar uang jajan tidak secara maksimal dan menyeluruh.

Persidangan yang dipimpin Alfonsus Nahak sebagai Ketua Majelis Hakim dan anggota Abdul Wahab dan Renaldo Meiji H Tobing ini akhirnya tetap digelar tanpa kehadiran terdakwa Eko Suharjo yang sedang dalam perawatan COVID-19.