Rabu, 04 November 2015 21:24:00
Pelabuhan di Riau Perlu Belajar dari Tanjung Perak
Petugas Operator Semua Wanita
SURABAYA- Pelabuhan laut di Riau seperti Pelabuhan Dumai, Kuala Enok Inhil, Tanjung Butun Siak perlu belajar dari kemajuan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Sebab sistem kontrol kontainer yang serba remote di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mendapat nilai plus dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).Sistem remote tersebut mempercepat kontrol barang di pelabuhan.
“Pelayanan publik di Pelabuhan Tanjung Perak berjalan baik. Cukup banyak inovasi yang diciptakan untuk mempermudah pelayanan kepelabuhanan," ?ujar Staf Khusus Menteri PANRB Bidang Komunikasi, Sosial dan Politik M Fariza Y Irawady ?dalam siaran pers Rabu pagi (4/11/2015).
Menurut Fariza yang juga koordinator tim pemantau dan evaluasi di Surabaya dan Semarang ini menegaskan, salah satu inovasi yang dilakukan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ialah sistem kontrol kontainer menggunakan alat remote control untuk mengatur penumpukan kontainer. Petugas operator sistem ini semuanya perempuan. ?
“Baru ada lima negara termasuk Indonesia yang menggunakan sistem remote contol untuk mengatur penumpukan kontainer tersebut. Malaysia dan Singapura saja kalah oleh kita. Ini langkah sangat bagus guna mengurangi dweling time. So far secara keseluruhan di sini bukan hanya baik tapi harus menjadi branch mark bagi pelabuhan lain," ujar lelaki yang biasa disapa Caca ini.
Ditambahkan Caca lagi, sedikitnya ada 25 kategori penilaian pelayanan publik yang dilakukan tim pemantau KemenPAN-RB. Di antaranya yakni standar pelayanan publik, publikasi maklumat, survei kepuasan masyarakat, sistem pengaduan yang bisa diakses, media untuk pengakuannya hingga sarana-prasana.
“Check list itu seluruhnya bakal jadi bahan evaluasi kami dalam bentuk pelayanan maupun peningkatan. Agar pelabuhan-pelabuhan lain memiliki tolok ukur," ujar Caca.
Di tempat terpisah, GM PT Pelindo III Eko Harjadi menyatakan, PT Pelindo sudah menetapkan standar dan maklumat pelayanan seperti siap melayani 24 jam 7 hari, 10 menit standar pelayanan kapal, penanganan pengaduan yang ada di lapangan, melalui email atau melalui gadget, dan melakukan survei kepuasan publik yang melibatkan pihak ketiga.
“Kami juga memiliki inovasi dan upaya peningkatan kualitas, di antaranya yaitu pelayanan cluster terminal (penumpang, CPO, cargo, pelayanan rakyat), penerapan sistem aplikasi anjungan (pelayanan melalui website), terminal penumpang modern, penerapan SIMPANDU dan SIMTUNDA, pemenuhan keperluan SBPP (15 unit kapal tunda, tujuh unit motor Pandu, dan tiga unit RIB), penambahan petugas pandu (eksisting 64 orang) hingga penambahan 2 CC (container crane) di Terminal Nilam," kata Eko.(jpnn)