• Home
  • Meranti
  • Derita ISPA Parah, Mata Bocah 3 Tahun di Meranti Memar dan Pembuluh Darah Pecah
Jumat, 23 Oktober 2015 19:38:00

Derita ISPA Parah, Mata Bocah 3 Tahun di Meranti Memar dan Pembuluh Darah Pecah

Seorang anak umur 3 (tiga) tahun bernama Dini Aira Safana warga Jalan Perumbi Kanan, Gang Mekar Hijau, Desa Banglas Barat, Kecamatan Tebing Tinggi, pembuluh darahnya pecah, mata membengkak dan membiru.

MERANTI- Bencana Kabut Asap akibat kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, kian mengkhawatirkan. Akibatnya, seorang anak umur 3 (tiga) tahun bernama Dini Aira Safana warga Jalan Perumbi Kanan, Gang Mekar Hijau, Desa Banglas Barat, Kecamatan Tebing Tinggi, pembuluh darahnya pecah, mata membengkak dan membiru.

Menurut cerita Mardi (34) dan Sri Mulyani alias Cici (31) orang tua Dini, ketika ditemui awak media dikediamannya, Jumat (23/10/2015) siang, putri tunggalnya ini sehari-harinya memang dikenal aktif. Dimana sering keluar rumah. Meskipun dikawal ketat, kata Cici, anak satu-satunya ini tetap sering keluar rumah diluar sepengetahuan.

"Sebelumnya dia (Dini) hanya batuk-batuk biasa. Setelah dibawa ke rumah sakit (RSUD Meranti, red), dokter yang menanganinya menerangkan jika anak saya mengidap penyakit Ispa akibat kabut asap. Dalam jangka 100 hari pasti akan hilang," katanya.

Selanjutnya, kata Cici, batuk yang diderita anaknya tersebut tak juga berkurang. Lama kelamaan, lanjut dia, matanya mulai membengkak serta membiru.

"Setelah diperiksa, dokter yang menangani mengatakan jika Ispa yang diderita anak saya makin parah. Dimana akibat sering batuk keras, pembuluh darah pecah sehingga membuat keputih-putihan di mata menjadi merah, memar di bagian kelopak mata," sebut dia.

Menurut keterangan dokter yang menangani juga, kata Cici, di rumah sakit tersebut obatnya tidak ada, disarankan agar Dini dirujuk ke rumah sakit Santa Marya Pekanbaru. Disana katanya ada dokter spesialis mata dan anak.

"Kami juga sebenarnya ingin merujuknya ke rumah sakit di Batam. Pasalnya kan di Pekanbaru juga kabut asap terbilang pekat. Tapi, sudah disarankan di sana (pekanbaru, red), ya kita coba dulu meskipun belum tahu biayanya," terang dia.

Atas kejadian ini, lajut Cici, pihak keluarga mengharapkan penanganan khusus dari pemerintah. Pasalnya, sebut dia, Ispa dikarenakan kabut asap pekat dampak dari Karlahut.

"Seandainya bisa ditangani pihak pemerintah, diharapkan bisa ditangani dengan baik," harapnya.(riaugreen)

Share
Berita Terkait
  • tahun lalu

    Usai Viral di Medsos, Sekda Riau Berdalih Tas Milik Istrinya KW

    Tampak sejumlah foto yang memperlihatkan deretan tas mewah, seperi Hermes dan Gucci, yang digunakan istri Hariyanto. Terlihat juga foto-foto saat istri Hariyanto tersebut sedang as
  • tahun lalu

    Kejati Riau Tetapkan 4 Tersangka Dugaan Korupsi Pembangunan Masjid Raya Pekanbaru

    Setelah dilakukan pemeriksaan, tim penyidik Pidsus Kejaksaan Tinggi Riau melakukan gelar perkara (ekspose) terhadap perkara dugaan tindak pidana korupsi Pembangunan Fisik Masjid Ra
  • tahun lalu

    Wakajati Riau Pimpin Apel Kerja Awal Tahun 2023

    Wakajati juga berharap agar jajaran melandasi setiap tugas dan tanggung jawab dengan Kerja Ikhlas, Cerdas dan Tuntas sehingga Output dan Outcome berbagai Program Kejaksaan dapat te
  • 2 tahun lalu

    Angkat Tema Jaga Desa dari Korupsi, Asisten Intelijen Kejati Riau jadi Narasumber Program Tanya Jaksa di RTV

    Dalam pemaparannya, Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi Riau, Raharjo Budi Kisnanto, SH, MH menjelaskan tindak pidana korupsi telah menjadi suatu kejahatan yang luar biasa. Dengan d
  • Komentar
    Copyright © 2024 . All Rights Reserved.