Kamis, 15 Februari 2018 20:51:00
Remaja 14 Tahun di Meranti Tertembak Senjata Polisi, Begini Kisahnya
MERANTI, Globalriau.com - Seorang bocah laki-laki berusia 14 tahun terluka karena tertembak air soft gun milik anggota Polsek Rangsang Barat Kepulauan Meranti, Riau pada Selasa (13/2/2018) kemarin.
Kapolres Kepulauan Meranti AKBP La Ode mengungkapkan, peristiwa ini bermula saat korban Sy (14) yang merupakan warga Desa Lemang, Kecamatan Rangsang Barat, ketahuan mencuri handphone milik salah satu anggotanya yang berinisial Bripta B.
Tribunstyle melansir dari Tribun Pekanbaru, "Handphone Bripda B hilang saat dicas. Setelah ditelusuri ternyata handphone itu bersama Sy," ujar La Ode.
Saat diminta, Sy justru melawan dan tak mau menyerahkan ponsel terebut."Sy melawan dengan cara menggigit tangan anggota saya digigit. Jadi anggota saya yang kesakitan menakut-nakuti dengan air soft gun agar Sy melepaskan gigitannya," imbuhnya.
Bukannya dilepaskan, Sy justru berusaha merebut soft gun milik Bripda B dengan cara menariknya."Saat tarik menarik tersebut, spontan tertembak di bagian bahu sebelah kanan," tambah La Ode.
Begitu tertembak, anggota polisi langsung membawa Sy ke rumah sakit di Pekanbaru menggunakan speedboat."Kami ingin Sy ditangani dengan medis yang lengkap, meskipun luka tembak yang dialami Sy tidak terlalu parah. Sebab peluru soft gun bukan besi, tapi peluru plastik," ujarnya.
Kepala Desa Lemang, Edi Murkhan mengatakan bahwa Sy memang terkenal nakal.
Sebelum dikabarkan tertembak, Sy pernah ketahuan mencuri di salah satu rumah milik warga, Minggu (11/2/2018) malam."Dua hari sebelumnya, Sy ketahuan sedang memanjat rumah warga. Agar mendapat pembinaan, hari itu juga Sy saya titipkan ke Polsek Rangsang Barat untuk dibina. Sebab dia sudah sangat sering mencuri," ujar Edi.
Edi mengaku, pihak Polsek Rangsang Barat bersedia menampung Sy di asrama polisi dalam beberapa hari.
Namun, Sy malah mencuri handphone anggota polisi yang ditinggal saat sholat subuh Selasa kemarin."Polsek Rangsang Barat bersedia membina Sy, bahkan kami berencana akan menyekolahkannya. Namun Sy tidak juga berubah," ujar Edi.
Sy Simpan Kisah Menyedihkan
Kondisi Sy saat ini sudah semakin membaik, peluru yang bersarang di dadanya berhasil ditangani lewat operasi. Kini, Sy sedang dalam tahap pemulihan.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Riau Esther Yuliani yang sempat mengunjungi Sy di RSUD Arifin Achmad, mengatakan bahwa pihaknya sudah mendapatkan informasi terkait keluarga korban.
Menurutnya, Sy merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Selama ini, dia tinggal bersama nenek dari pihak ibunya.
Sementara kedua adiknya yang masing-masing berusia 9 dan 11 tahun tinggal bersama ayah dan ibu tirinya.
Sy mengaku tidak mengetahui kabar tentang ibu kandungnya setelah memilih bekerja ke Malaysia.
Sejak ditinggal ibu kandungnya itulah, Sy putus sekolah."Sy memilih tinggal bersama neneknya. Sejak saat ibunya tidak ada kabar, Sy pun putus sekolah," ungkap Esther, Rabu (14/2/2018) kemarin.
"Ayahnya juga berupaya terus menjenguk Sy dan memenuhi kebutuhan Sy sesuai dengan kemampuan. Sebab ayahnya bekerja menjala ikan," imbuhnya.
Sy sendiri mempunyai hobi menjala ikan, sama seperti ayahnya. Menurut Esther, Sy memang merasakan kurangnya belaian kasih sayang sejak ditinggal ibunya."Namun kami berharap jika Sy pulih nanti, ia bisa melanjutkan pendidikannya lewat paket A," ujar Esther.
Terkait peristiwa tertembaknya Sy, Esther percaya dengan penyelidikan pihak kepolisian. Dia juga mengatakan bahwa korban dan keluarga sudah memaafkan pelaku dengan tulus.
"Sy mengatakan bahwa ia sudah memaafkan oknum polisi tersebut. Tentu kita berharap tidak ada lagi dendam dan amarah. Mengambil hikmah dari kejadian dan Sy kedepannya tumbuh menjadi anak yang hebat, smart, bersahaja dan takut akan Allah SWT," pungkasnya.***
Sumber : http://style.tribunnews.com