Minggu, 20 September 2015 15:46:00

Korban ISPA di Riau Naik 100 Persen

JAKARTA– Hampir sebulan terpapar kabut asap, hingga 11 September 2015, Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat sudah 43.386 orang yang terkena ISPA. Angka tersebut hanya yang terdaftar memeriksakan diri ke Rumah Sakit dan Puskesmas. Jumlah masyarakat yang terkena ISPA dari dampak kebakaran lahan di Riau meningkat hingga 100 persen.

Pada 2013, korban berjumlah 19.862 orang dan pada 2014 sejumlah 27.200. Jumlah korban pada 2015 berpotensi mengalami kenaikan pasalnya sudah hampir sebulan Riau masih diselimuti Asap.

"Untuk kadar polusi udara, partikulat udara setiap jamnya rata-rata di atas 300. Padahal toleransi untuk udara yang bersih di bawah 150," kata Ketua Serikat Perempuan Indonesia Riau Helda Khasmy saat menyampaikan pengaduan asap di Provinsi Riau ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Jakarta, Jumat (18/9/2015).

Bahkan, angka Konsentrasi Partikulat udara bisa mencapai 600 hingga 750. Misalnya, pada 13 September lalu dimana partikulat udara mencapai 750.

Helda menekankan, permasalahan ini sudah masuk pada jenis kejahatan kemanusiaan. Karena menurut analisa dokter, rata-rata masyarakat Riau yang terkena paparan asap berpotensi terkena Kanker Paru-Paru pada 15 hingga 20 tahun ke depan. Begitu juga pada ibu hamil dimana dampak asap bisa melahirkan anak down syndrome.

"Kemarin kita baru mendampingi anak yang meninggal karena terpapar oleh kabut asap saat sedang bermain. Memang kondisi anak lemah, tapi kemudian diperparah dengan adanya asap," lanjut Helda. Saat ini, sejumlah masyarakat Riau telah dievakuasi secara mandiri ke Bukittinggi dan Padang dan tidak difasilitasi pemerintah.

Selain itu, Helda menambahkan, sudah ada komitmen dari pemerintah untuk memberikan layanan kesehatan gratis. Namun pada faktanya masih ahingga 11 September 2015, Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat sudah 43.386 orang yang terkena ISPA.da yang diminta untuk mengurus sejumlah surat padahal pada situasi darurat seperti sekarang idealnya masyarakat diberi layanan kesehatan gratis tanpa syarat.

Ketidakpastian

Selain Helda, Anggota DPRD Provinsi Riau Ade Hartuti juga hadir dalam kesempatan yang sama. Menurut dia, beberapa dampak buruk dirasakan masyarakat Riau akibat kabut asap, di antaranya adalah ketidakpastian pendidikan karena sekolah telah berminggu-minggu ditutup serta lumpuhnya ekonomi, khususnya ekonomi menengah.

"Kami berharap tata kelola hutan dapat dikelola kembali oleh pemerintah kabupaten kota, provinsi dan pusat sebagai pemangku kewenangan agar kelak investor-investor yang datang bisa menjamin bahwa mereka ramah terhadap lingkungan dan ramah masyarakat sehingga hak masyarakat untuk mendapatkan hidup dengan udara yang bersih. Tidak tercabut seperti saat ini," kata Ade. (kompas.com)

Share
Berita Terkait
  • 8 tahun lalu

    Asap Riau Nyebrang ke Singapura

    Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau makin meluas. Pantuan udara dan satgas darat melaporkan, titik panas (hotspot) terbawa angin hingga mencapai Singapura.
  • 8 tahun lalu

    Kabut Asap, Walikota Dumai Himbau Warga Kurangi Aktifitas di Luar

    Walikota Dumai, Zulkifli AS mengatakan bila nantinya kualitas udara di Dumai terus memburuk para siswa diimbau tidak melakukan banyak aktitifitas di luar.
  • 8 tahun lalu

    Diduga Akibat Karlahut, Kabut Asap dan Bau Menyengat Masuki Rumah Warga Dumai

    Minggu (6/3/2016) malam, sekira pukul 21.00 WIB kabut asap pekat dan berbau menyengat masuki rumah mulai dikeluhkan warga.
  • 8 tahun lalu

    Kasus Karhutla, 5 Petinggi Perusahaan di Riau Tersangka

    Hingga Desember 2015, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau baru fokus melakukan pengembangan perkara kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) terhadap tiga per
  • Komentar
    Copyright © 2024 . All Rights Reserved.