• Home
  • OPINI
  • Rakyat Meronta Disaat Pemerintah Putar Kepala
Jumat, 10 April 2020 14:31:00

Rakyat Meronta Disaat Pemerintah Putar Kepala

  • Iin Anisah,  Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Abdurrab.


Tahun 2020 merupakan tahun yang cukup berat untuk masyarakat dunia. Pada quarter pertamanya, 2020 memberikan berbagai pelik. Mulai dari desas desus perang dunia ke tiga hingga bencana alam seperti kebakaran hutan Australia dan banjir yang melanda Indonesia, lalu kini bencana kesehatan COVID-19 juga ikut serta menggemparkan dunia.

Berbicara tentang kesehatan,Indonesia saat ini adalah salah satu negara yang terinfeksi oleh virusCOVID-19. Corona virus disease 19 atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2(SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernafasan.

Virus ini mulanya ditemukan di Wuhan, China namun pada saat ini corona virus telah tersebar di beberapa negara, tak terkecuali indonesia. Pandemi virus ini telah memakan korban jiwa, kasus positif virus corona atau COVID-19 di indonesia terus bertambah.

Data terbaru total kasus positif COVID-19 adalah2.092 orang dengan 150 pasien sembuh dan 191 kasus pasien meninggal. Pandemi virus ini terus berkembang tanpa henti, negara dipukul mundur, masyarakat terbatasi, hingga aktifitas perekonomian menurun memaksa negara mengambil beberapa kebijakan untuk mengatasi permasalahan ini:

Menutup sekolah dan perguruan tinggi dengan memberlakukan pembelajaran secara online, social distancing melarang pertemuan dan perkumpulan di khalayak ramai, himbauan agar menutup tempat-tempat yang akan dikunjungi orang ramai serta tempat-tempat wisata, dan yang paling banyak mendapat kontroversi adalah penutupan pasar.

Disaat pandemi seperti ini sangat penting bagi masayarakat agar mentaati peraturan serta kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah karena bertujuan untuk kemaslahatan bersama, namun di lain sisi banyak masyarakat yang justru kontra akan kebijakan menutup pasar tradisional. Bagi masyarakat, pasar adalah sumber mata pencaharian bahkan menjadi pekerjaan utama bagi mereka, banyak sekali protes-protes yang dilakukan oleh para pedagang pasar mereka mengatakan.

“Saya mempunyai anak 5 pekerjaan saya hanya berdagang di pasar lalu jika ditutup kami akan mencari makan kemana, sementara hingga saat ini pemerintah tidak memberikan bantuan logistik pangan untuk kami.“ tutur salah satu pedagang sayur pasar Tangor.

Masyarakat berharap jika memang pemerintah mengambil kebijakan penutupan pasar pemerintah harus membiayai kebutuhan hidup mereka, yang sangat mereka butuhkan adalah bantuan logistik pangan selama penutupan pasar. Namun kembali kita lihat pemerintah hanya melakukan himbauan dan mengambil kebijakan penutupan pasar tetapi tidak dibarengi dengan memberikan bantuan logistik, bahkan bantuan logistik justru datang dari para komunitas dan organisasi-organisasi.

Hingga saat ini pemerintah belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh logistik pangan rakyatnya, karena anggaran yang diperlukan akan hal ini sangat besar bahkan untuk bantuan tenaga medis saja banyak datang dari komunitas, organisasi, dan swasta lainnya. Hal ini tentu menjadi polemik bagi pemerintah.

Jika pemerintah belum mampu memberikan bantuan logistik pangan bagi para pedagang selama penutupan pasar, bisa saja tidak mengambil kebijakan penutupan pasar tetapi kebijakan lain. Seperti: untuk mengurangi penyebaran COVID-19 di setiap pasar di sediakan hand sanitizer di setiap pintu masuk pasar, serta penjagaan disetiap pasar dilakukan dan pembagian masker gratis bagi para pembeli dan pegadang.

Hal ini tidak ada terlihat, contohnya saja pasar terbesar di daerah Kulim- Hangtuah Ujung Pasar Tangor, pengelola tidak menyediakan hand sanitizer, tidak ada pembagian masker dan tidak ada penjaga untuk mengamankan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, seharusnya pasar menjadi salah satu pusat perhatian pemerintah mengingat banyak orang yang akan datang kepasar untuk berjual beli sehingga meningkatkan peluang penyebaran virus ini lebih jauh lagi.

Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga harus bekerja sama dalam penanggulangan kasus virus COVID-19 ini. Dengan cara mematuhi segala kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, social distancing,tidak keluar rumah jika tidak terlalu penting, bekerja di rumah saja jika memungkinkan, selalu jaga jarak ketika berkomunikasi dengan orang lain, dan rajin mencuci tangan. Dengan begitu pemerintah dan masyarakat sudah bekerja sama dengan baik saling membahu untuk menghentikan penyebaran COVID-19.***

Share
Berita Terkait
  • 2 tahun lalu

    MEGA PROYEK PEMBANGUNAN IKN: "BUTUH PERENCANAAN YANG MATANG"

    Pada masa Orde Baru, tahun 1990-an, ada juga wacana pemindahan IKN ke Jonggol. Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, wacana pemindahan IKN muncul kembali karena kemacetan dan
  • 2 tahun lalu

    PERAN EKONOMI DALAM PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

    Perkembangan tersebut telah mempengaruhi stigma dan pola pikir berbagai partai politik, termasuk pemerintah, perencana, organisasi internasional, peneliti, serta para pemikir dan p
  • 2 tahun lalu

    UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF DI INDONESIA

    Bagi Indonesia, ekonomi kreatif ini bisa menjadi senjata andalan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, namun dalam segi untuk menjadi negara maju perlu hal-hal lainnya y
  • 2 tahun lalu

    KINERJA KPK DALAM MENGATASI KASUS KKN (KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME)

    Sebelum kita membahas tentang bagaimana kinerja KPK dalam memberantas kasus KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang saat ini masih maraknya di Indonesia,
  • Komentar
    Copyright © 2024 . All Rights Reserved.