• Home
  • Pekanbaru
  • Asap Semakin Berbahaya, Warga Riau Mulai Mengungsi
Rabu, 30 September 2015 19:59:00

Asap Semakin Berbahaya, Warga Riau Mulai Mengungsi

PEKANBARU- Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan kian pekat menyelimuti Provinsi Riau. Indeks standar pencemaran udara di Pekanbaru sudah pada level berbahaya. Warga Pekanbaru akhirnya ramai-ramai memilih mengungsi ke provinsi tetangga, Sumatera Barat.

"Dua anak dan istri saya sudah diungsikan ke padang," kata Indra Yose, seorang warga Pandau, Kampar, Rabu, 30 September 2015.

Indra mengaku sangat khawatir dengan kesehatan dua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar karena kabut asap yang mengepung daerah itu tidak kunjung usai. Terlebih kedua anaknya terpaksa tidak masuk sekolah menyusul kebijakan pemerintah Pekanbaru yang meliburkan aktivitas belajar untuk semua tingkatan sekolah. "Selagi masih libur sekolah, sebaiknya anak-anak saya evakuasi ke Padang," ujarnya.

Kushandayani, juga warga Pekanbaru, mengungsikan tiga anaknya ke Padang. Yani, sapaannya, lebih khawatir terhadap kesehatan anak keduanya bernama Tasya, 14 tahun, yang memiliki riwayat penyakit gangguan pernapasan. "Sejak kabut asap ini, asma anak saya sering kambuh," tuturnya.

Pemerintah Kota Pekanbaru tengah melakukan evakuasi warganya ke posko kesehatan. Wali Kota Pekanbaru Firdaus telah membuka kantornya untuk menampung warga yang terpapar asap. Tiga ruang kantor Wali Kota dijadikan tempat evakuasi yang dapat menampung 400 orang, yaitu ruang VIP, ruang makan, dan aula.

"Petugas kesehatan keliling kami tengah menjemput warga yang memiliki anak bayi dan ibu hamil untuk dievakuasi ke sini," ucap Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Pekanbaru Zaini Rizaldy.

Pantauan awak media dilapangan, sudah ada dua keluarga yang menempati ruang evakuasi VIP lantai III kantor Wali Kota Pekanbaru. Kondisinya cukup kondusif, dilengkapi penyejuk udara, karpet, dan keranjang bayi. "Kami sediakan juga makanan bayi dan ibunya," kata Zaini.

Afriani, 24 tahun, salah satu pengungsi, mengaku dijemput petugas kesehatan setelah mendapat rekomendasi dari pihak kelurahan di Rumbai. Afriani memiliki anak bayi bernama Gibran, 4 bulan, yang baru saja mendapat perawatan di puskesmas terdekat karena batuk dan demam tinggi. "Kemarin sempat demam dan batuk," ujarnya.

Pengungsi lain, Anam Dewi, 26 tahun, yang baru saja melahirkan anaknya, khawatir buah hatinya yang masih berumur 30 hari jatuh sakit akibat asap. "Pihak puskesmas menjemput saya agar dievakuasi ke sini," tuturnya.

Zaini mengatakan evakuasi warga oleh pemerintah Pekanbaru hanya untuk keluarga kurang mampu yang memiliki bayi dan ibu hamil. Sebab, kebanyakan rumah warga tersebut mudah dimasuki asap di tengah bencana asap pekat saat ini. "Rumah tidak bisa lagi dijadikan tempat berlindung, kebanyakan rumah warga kurang mampu itu terbuat dari papan," ucapnya.

Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Riau mencatat, ada lonjakan arus kendaraan disejumlah ruas jalan lintas yang menghubungkan Riau dengan provinsi lainnya.

"Yang cukup menonjol itu jalur lintas Riau-Sumbar. Kita catat ada peningkatan kendaraan 5 persen. Kendaraan tersebut didominasi oleh kendaraan pribadi. Kita imbau warga supaya berhati-hati karena jarak pandang terbatas, serta nyalakan lampu kendaraan," jawab Dirlantas Polda Riau, Kombes Guritno.

Salahseorang warga Pekanbaru, Aris mengatakan, dirinya hari ini akan mengungsikan keluarga ke Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Ia tidak ingin bila keluarganya mati perlahan akibat bencana asap yang tak kunjung berakhir di Riau. "Lama-lama bertahan di Pekanbaru bisa mati perlahan-lahan kita, lebih baik mengungsi sementara," sebutnya.

Data dari dinas kesehatan, sudah 35.972 jiwa terjangkit ISPA, 1.627 terserang asma, 2.131 jiwa alami gangguan mata, 2.815 jiwa terkena penyakit kulit, serta 638 jiwa terserang Pneumia. Sedangkan untuk kualitas udara, sebagian kawasan di Riau masih dalam kategori sangat tidak sehat hingga berbahaya.(tpo/grc)

Share
Berita Terkait
  • 5 bulan lalu

    Desa Tanjung Punak Binaan PHR Raih Juara I Apresiasi Desa Wisata Riau

    Desa Tanjung Punak dikenal dengan kemolekan wisata bahari dipadu dengan kearifan lokal masyarakatnya yang kental dengan budaya. Keindahan pantainya yang memesona membuat desa ini r
  • 6 bulan lalu

    Aswas Kejati Riau Lakukan Pemantauan di Kejari Kampar

    Dalam penyampaiannya, Kepala Kejaksaan Negeri Kampar Sapta Putra, SH., M. Hum menyampaikan ucapan selamat datang kepada Asisten Pengawasan Kejaksaan Tinggi Riau Ayu Agung, S.H, S.S
  • 6 bulan lalu

    Aswas Kejati Riau Lakukan Inspeksi Pemantuan di Kejari Pekanbaru

    Asisten Pengawasan Kejaksaan Tinggi Riau Ayu Agung, S.H, S.Sos, M.H, M.Si (Han) menyampaikan agar seluruh pegawai pada Kejaksaan Negeri Pekanbaru tetap berperilaku dan berpola hidu
  • 6 bulan lalu

    Asisten Pengawasan Kejaksaan Tinggi Riau Pimpin Apel Kerja Pagi

    Dalam amanatnya Asisten Pengawasan Kejaksaan Tinggi Riau Ayu Agung, S.H., S. Sos., M.H., M. Si (HAN) menyampaikan terdapat beberapa poin penekanan untuk segera dilaksanakan oleh se
  • Komentar
    Copyright © 2024 . All Rights Reserved.